Webinar Diskusi Informasi Pasar Eropa Komoditas Produk Furnitur

By DINKUKMP 24 Agu 2021, 15:34:11 WIB Kegiatan
Webinar Diskusi Informasi Pasar Eropa Komoditas Produk Furnitur

Keterangan Gambar : Webinar Diskusi Informasi Pasar Eropa Komoditas Produk Furnitur


Purworejo – Dinas KUKMP Kab. Purworejo melalui Bidang UMKM dan Bidang Perdagangan pada Kamis (19/8/2021) mengikuti Webinar Diskusi Informasi Pasar Eropa Komoditas Produk Furnitur.

Acara webinar diskusi dengan importir produk furnitur di pasar luar negeri khususnya dari Negara Belanda dan Inggris yang diadakan secara daring mendiskusikan pengalaman, tantangan, dan peluang terkait dengan penjualan produk furnitur untuk pasar Eropa.

1.    Indonesia merupakan mitra ke 5 UE terbesar di ASEAN dengan nilai transaksi 2.6 euro. Terdapat 1100 perusahaan UE yang berinvestasi di Indonesia dengan pekerja hingga 1 juta orang. Arise + dengan anggaran 230 M selama 5 tahun akan berusaha untuk meningkatkan daya saing Indonesia dan keterbukaan ekonomi global serta awareness industry domestic agar masuk pada rantai global, membuka hambatan hambatan bagi pelaku usaha eksport. Salah satunya adalah mengadakan webinar yang tidak hanya focus pada furniture akan tetapi produk lainnya.

2.    Narasumber pada pertemuan ini ada 4 yaitu :

a. Jawa Meubel yang beroperasi sejak tahun 2006 dengan focus furniture dan ukiran

b. Epos Furniture Jepara beroperasi sejak tahun 2007 dan memiliki bisnis retail furniture

c. Makasi Import Ltd dengan produk khusus drift wood dan sebagian kayu jati

d. Homes Direct 365 dengan produk furniture gaya Italia

3.    Permasalahan utama dari eksport furniture yaitu:

a.  Sertivikasi SVLK (V Legal)

Dengan SVLK eksport furniture lebih mudah karena tidak akan dilakukan pemeriksaan lagi di Negara tujuan, akan tetapi Biaya sertifikasi di Indonesia sangat mahal yaitu 20 – 25 Juta / tahun. Ini menjadi kendala bagi UMKM. Sehinggga banyak yang melakukan eksport dengan meminjam sertifikasi dengan biaya hingga 500 USD (apakah bisa disebut legal?). Selain itu adanya blokir terhadap Nomor Induk Eksportir apabila tidak aktif dan tidak dinotif ke pemilik. Sehingga pemilik baru tahu ketika akan mengirim. Pengaktifan membutuhkan waktu melalui OSS.

b.  Transportasi

Kendala transportasi saat ini adalah kesulitan mencari container kosong. Kewnaikan biaya transportasi juga sangat signifikan, saat ini biaya naik 4-5 kali lipat, bahkan beberapa bulan yang lalu hingga 10 kali lipat. HGal ini meningkatrkan biaya operasional perusahaan eksportir hingga 15 %, ini artinya margin menjadi kecil sedangkan menaikkan harga jual juga tidak memungkinkan pada saat ini.

Salah satu solusi yang diberikan oleh bp. Egbert adalah dengan pengembangan Packing baru yang sustainable, yaitu dengan menggunakan serat alamai sebagai pengganti Styrofoam. Ini bias mengurangi volume packing hingga 30 %. Penggunaan serat alami9 ini akan dibahas dalam webinar selanjutnya

c.  Pemahaman terhadap pembeli

Produsen kurang memahami minat buyer sehingga ekspor tidak berkelanjutan.

4.    Langkah yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah mempermudah sertifikasi  dan memberi dukungan kemudahan shipping dan lain-lain.

5.    Penutup

       Dialog semacam ini akan terus berlanjut dan tidak hanya pada furniture akan tetapi juga kopi, kelapa dan produk lainnya.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment